Senin, Januari 17, 2011

Lika-Liku Perjalanan


Hari minggu, hari untuk libur kerja, sekolah dan kuliah. Banyak orang untuk mengisi libur dengan mengikuti kegiatan olahraga, reflesing, ta’lim, jalan-jalan untuk menghilangan kejenuhan selama kerja. Salah satunya rekreasi, jalan-jalan yang menyegarkan badan. Aku dan teman-teman untuk mengisi liburan dengan mengisikan kegiatan jala-jalan yang menantang, perjalan mendaki dan di kelilingi pohon-pohon yang indah dan sejuk. Perjalan yang ditempuh beberapa jam untuk menepuh perjalan itu. Lelah, letih dan capek kita rasakan. Tapi semuanya menjadikan nikmat akibat kita melaksankan dengan tulus dan senag hati. Kami memiliki hobi yang sama, seakan-akan melewati rintangan yang ada tidak terlalu sulit untuk menempuhnya. Kesamaan itulah membuat kami merasa tidak mengeluh, menyerah, namanya juga lomba kekuatan dan keberanian.

Mendaki perjalanan sebuah kenikmatan sendiri bagi pendaki. Menikmati suasana alam itu membuat hati ini merasa tak berarti bagi kita, ternyata kita kecil di hadapan Sang Kuasa. Dan terkagum melihat semua ciptaanNya hingga hati ini merasakan ketentraman. Mendaki sebuah perjalan ke alam seperti ke puncak atau gunung merupakan reflesing otak dan benar-benar fres, walapun ditempuh dengan kelelahan dan berat. Tapi nikmat yang dicapai adalah mencapai puncak yang dituju. Hikmah yang kami dapatin adalah dari melewati rintangan-ritangan yang menghadang di setiap perjalanan. Disitu kami tahu bahwa kejadian-kejadian yang menghadang, sama seperti perjalan hidup kita. Sadar maupun tidak disadari, tapi itu perjalan kita. Perjalanan yang penuh tantangan dan ujian.

Didalam perjalanan, mari sejenak kita renungkan saat melewati perjalanan. Kekuatan sangat dibutuhkan untuk menghalau rintangan dalam perjalanan. Bila kita tidak kuat dan tidak yakin bisa, maka jangan melanjutkan sama, saja bunuh diri. Dalam mendaki kita harus tahu apa resiko yang dihadapi dalam perjalan. Apa yang perluh dipersipkan dalam perjalan tersebut, ibarat seperti orang musafir saja. Yakin, berani, dan pantang menyerah. Tak cukup itu pula, setiap perjalanan akan merasakan kelelahan, untuk menghilangkan kelelahan itu, kita berusahan berhentik sejenak agar dapat memulihkan energi-energi tubuh kita selama perjalanan. Memulihkan kelelahan, dengan istirahat sejenak, minum atau makan, yang cukup dengan menyesuaikan kebutuhan tubuh kita yang lelah itu. Dengan begitu, kita mendapatkan energi-energi baru agar bisa menempuh perjalan yang ditujunya.

Begitu pula sebaliknya dalam perjalan hidup kita. Setiap perjalan hidup kita tak lepas dari sebuah masalah dan ujian yang terus menerus tanpa henti, tidak ada belahan dunia ini manusia tidak merasakan ujian. Kerja, sekolah dan kuliah juga ada ujian. Tetapi kita bisa mengantisipasi masalah yang terjadi pada diri kita, Selama kita bisa melewati rintangan itu. Kita tahu apa kelemahan yang ada pada diri kita. Dan juga kekuatan kita yang ada pada diri kita, dengan kelemahan akan ditutupi oleh kekuatan yang kita miliki. Maka coba perhatikan, ternyata manusia bisa bertahan hidup bertahun-tahun yang sadar tidak sadar, setiap perjalan hidup tidak lepas dari sebuah ujian dan cobaan. Tapi yakin bahwa sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan.

Begitulah mendaki perjalan hidup, untuk bisa mencapai perjalanan yang kita tuju yaitu cita-cita.

Hikmah Cerita: 1. melaksankan apapun dengan tulus dan senang hati

2. Perjalanan hidup selalu penuh tantangan dan ujian

3. katakan yakin bisa dalam hati kita dan yakin bahwa sesungguhnya sesudah

kesulitan pasti ada kemudahan

4. tidak ada hidup di dunia ini tanpa ujian.

5. perjalanan hidup untuk menggapai cita-cita.


Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Cermin Berhikmah di BlogCamp.

1 Comments:

Posting Komentar

<< Home