Rabu, November 21, 2007

Menuju Perjalanan Abadi

Saat aku pulang kerja, ada SMS dari teman ku. Bunyi SMS nya “Ass. Cia, Bapak udah meninggal tadi sekitar pkl 14.30. Mintak DO’ANYA. Bisa tolong kesini ga”. Itu SMS yang aku terima dan aku baca. Hati ini sangat tersentuh sekali, karena merasakan betapa beratnya di tinggal oleh seorang bapak yang telah membesarkan dan menjadi tulang punggung keluarga. Hingga aku menjadi teringat dengan meninggalkannya ayah ku, sejak aku berusia 6 tahun, masih kelas 1 MI (Madrasah Ibtidaiyah). Waktu itu aku sangat polos sekali, tidak tahu apa itu meninggal, tapi buat ku bersama ayah, banyak kesan dalam hidup ku. Walaupun bersamanya hanya sebentar. Disaat ada waktu bersama dirumah, itu pun juga sebentar. Maklum ayah kerja sebagai petani, pulangnya pun suka sore menjelang malam. Meskipun sedikit waktu bersama anak, tetap kerjanya untuk mencari biaya hidup untuk keluarga. Sebagai orang tua akan selalu sayang pada anaknya. Kadang kala mendidikanya keras, kerasnya sebenarnya bukti kasih sayangnya. Kenangan yang aku ingat bersamanya, saat aku menangis karena dimarahi mama, aku selalu dihiburnya J.

Saat membaca SMS akhir kalimat “Bisa tolong kesini ga” itu yang membuat aku terdorong kesana, dia pun pasti butuh teman. Tidak itu pula, tapi aku pun merasakan gimana rasanya ditinggal seorang Bapak. Dengan tidak berpikir panjang, Saat malam itu aku langsung pergi ketempat tinggalnya. Aku berbela sukawan sama teman ku, karena aku bisa merasakan dan aku pun tahu kondisi teman dan keluarganya seperti apa. Tapi aku hanya bisa menemani disampingnya, memberikan solusi dalam setiap masalah dan untuk tetap selalu tabah dan sabar. Dia mengatakan “Bapak sekarang tidur, tidur selamanya”.

Besok paginya aku ikut menemani teman ku menghantar jenazah Bapaknya, karena pemakamannya ditempat kelahirannya. Itu wasiat Bapaknya bila meninggal, mintak di makamkan di tempat kelahirannya. Dari tempat tinggal ke tempat pemakamannya membutuhkan waktu perjalanan sekitar kurang lebih 2 jam. Dalam proses pemakaman, Alhamdulillah, berjalan dengan lancar. Tapi yang membuat hati ini sangat berkesan dan mentafakuri diri, berada di pemakamanya. Saat si mayat di kubur, kemudian pembacaan doa, si pembaca doa membacakan dengan suara intonasi cepat, tapi aku mengerti arti itu, perlahan-lahan aku meresapinya dan membuat hati ini berdenyut kencang, apa yang membuat itu bisa? saat si doa membacakan dalam penggalan bacaan “Man Yaa Rabbuka artinya siapa Tuhanmu? Allah; Ya Nabbiyuka (siapa nabimu)? Muhammad Rasulullah; Ya Imammuka/kitabbuka, apa kitabmu? Al-qur’an; Ya Ikhwannuka, siapa saudaramu? Muslim dan muslimat Aku merasakan denyutan hati semakin kencang, dan tubuhku jadi berkeringat, teringat bahwa semua itu pertanyaan malaikat kepada orang telang meninggal dunia, berada dialam kubur. Tidak luput diriku juga, bila diri telah meninggalkan dunia fana ini. Dan masih banyak bacaan ayat-ayatnya, tapi aku mengerti artinya itu. Kemudian selesai membacakan doa itu, teman aku berada didepan makam menengok kebelakang, menatapku dan memintak mendekat ke dia, dia bertanya “Ya Rabbuka?” Tambah sudahlah hati ini berdenyut kencang, aku menjawab siapa tuhamu, Allah. Bacaan yang tadi, ditanyakan kembali oleh teman ku, karena dia pengen lebih tahu arti itu. Ini benar-benar pengalaman hidup ku merasakan seperti ini.

Dari awal, aku melihat si mayat dikafan, perjalan ke pemakaman sampai selesai pemakaman, menjadikan aku teringat buku yang pernah aku baca, judulnya “Menuju Perjalanan Abadi”. Buku ini banyak pelajaran buat diri, untuk intropeksi diri, bekal apa yang harus kita miliki di hadapan Rabb nya? sampai betapa sakitnya roh dan jasad berpisah. Hingga buku ini bisa memicu diri untuk terus berlomba-lomba mencari amalan sholeh didunia untuk bekal di akhirat dalam menuju kampung halaman, surga.

Setelah selesai pemakaman kita pergi ke rumah, rumah sederhana, didepannya tumbuhan-tumbuhan subur, sangat termanfaatkan lahan kosong, bisa untuk ditanam yang bermanfaat, seperti sayuran, bunga, pohon mangga. Pokoknya disana asyik dan betah sekali. Kita makan bersaman, saat makan, teman aku memperhatikan aku, “kamu kok pucat.” Aku hanya bisa menjawab dengan mimi wajah tersenyum”. Kamu sakit? Kata teman ku, “Tidak” jawabku. Karena aku masih merasakan denyutan nafasku terhadap kerjadian itu. Setelah makan, lalu aku mengajaknya ke tempat kebun itu, disana kita sambil bercerita-cerita dan teman ku berucap “ kini ayah mempunyai rumah baru, rumah di alam kubur” kata teman ku. Aku sedih sih mendengarnya, tapi subhanallah dia sangat tegar sekali. Alhamdulillah dalam setiap perjalanan kita selalu bercerita agama, agar tetap selalu ingat sama Allah. Karena waktupun dan masing-masing keluarga memiliki kepentingan sendiri, maka kita kembali ke tempal tinggal. Dan meninggal kan tempat kelahiran Bapaknya.

Kita berangkat dari jam 12.30 sampai di rumah jam 13.30, kita sholat dan masih bercerita-cerita, hingga temanku mengajak kapan-kapan lagi ke tempat kampung Bapaknya yuk…. Habis , memang mengasikan tempatnya, banyak pemandangannya, apalagi melihat pemandangan sawah dan gunungnya. Dan sepat juga aku disuruh teman untuk membenarkan hafalanya, karena dia sedang menghafalkan surat al-mutdasir. Yup,,,waktu menujukkan jam 15.00 sholat ashar dulu, dan aku harus berangkat kerja jam 16.00 (sift malam), pengganti kerja pagi. Ini udah resikonya kerja. Karena tadi pagi menghantarkan teman ke tempat pemakaman Bapaknya. Lalu Aku langsung ijin kepada keluarganya dan teman ku untuk pergi ke tempat kerja. Semoga amal ibadah Bapak diterima si sisi-Nya. Amin…

Lumayan nih, mata tidak mau berkompromi, walaupun sekarang waktu menujukkan 12:19 malam, menunggu satu user yang belum selesai cari informasi nih….benar-benar mata ini udah berapa watt, tapi tetap mencoba untuk tetap bertahan. Tapi aku senang sekali aku bisa menemani teman ku, walau hanya ini yang bisa aku berikan sebagai teman, bila ada kekurangan aku hanya manusia, hanya bisa memintak maaf. Dan subhanallah, banyak pelajaran yang aku dapat dalam perjalanan hari ini.

Alhamdulillah sekarang mulai tutup deh,,,,jam berapa ya sekarang? Uh jam 12:30 malam. Aduh kena kecelakan nih aku….tanganku keceptin pintu deh,,,,ya… berdarah, sakit deh…astgfiruallah haladzim. Moga menjadi penggugur dosa. Amin.. yup sekarang memang harus istirahat,,,

155 Comments:

Posting Komentar

<< Home