Selasa, Desember 18, 2007

Pertemanan Karena Aqidah

Dalam perjalanan hidup pertemanan itu mengasikkan, hidup dengan berteman bisa dengan siapapun. Tapi kadang pertemanan itu susah, karena kita memiliki perbedaan karakte, palagi karakter egois,iri dan cepat tersinggung. Itulah bisa memecah dan menjadi masalah, tapi dalam perteman pun bisa berjalan dengan seirama dan bertahan di akibatkan memiliki teman yang seakidah, seiman dan sefrekuensi. Ada kesamaan dalam berteman. Dengan pertemanan akidah inilah yang bisa membuat hidup terus penuh nasihat satu dengan yang lain, juga agar menetapi yang hak. Coba lihat orang yang memiliki egois tinggi, iri, dan gak mau di atur biasanya dia merasa segala sesuatu itu benar menurut dia. Anggapan-anggapan dan nasihat-nasihat orang lain tidak di perdulikan, malah buat dia sakit hati, karena tidak mau di kritik, kadang dia menyadari tapi tak mau disadari dan dirubahnya. Manusia seperti apakah ini? Dan naudzubillah jangan sampai Allah menguci mati hatinya, karena bukan mata yang buta, tapi hatinya, itu yang sangat dikuatirkan. Karena bila hati mati, maka jangan di tanya, semuanya ikut mati walaupun fisik bergerak.

Sahabat, pernahkan kalian merasakan disaat kita berteman, kenapa kadang kala pasti ada masalah, masalah itu bisa akibat perbedaan karakter, ego tinggi, derajat, ataupun kehidupan keluarga yang finasial lemah, membuat beban diri, ya karena beban juga. Tapi disisi lain ada juga pertemanan langgeng, kenapa? Karena persamaan karakter atau pun juga persamaan akidah, akidah ini lah yang bisa bertahan lama. Karena cintanya dan pertemanannya karena Allah, tidak melihat/memandang perdedaan status, dan apapun masalahnya apabila terjadi kesalaha pahaman pasti akan di kembalikan kepada Allah. Wakafabilahi syahidah (Cukuplah Allah menjadi saksi ). Dia pun menyadari bahwa hidup pasti penuh cobaan, justru cobaan itulah menjadikan kita dewasa, dewasa dalam mengalah, dewasa dalam kesabaran, dan dewasa dalam memahaminya. Jangan salah bahwa pertemanan itu selalu langgeng, pasti di tengah perjalanan pun akan timbul masalah, apakah karena kesalahan pahaman, itu pun bisa. Jelas bahwa Allah berfirman :

"Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu maha Melihat."
(Al-Furqon:20)

Bahwa saya, anda, bisa menjadi cobaan, ataupun anda bisa menjadi cobaan bagi saya. Telah jelas di Al-Qur’an nya, maka jangan heran Al-Qur’an pun telah menjelaskannya dan memberitahukan. Karena al-qur’an, sebgai pedoman hidup kita. Dengan itu, kita akan melihat sisi kedewasan dalam kesabaran seseorang itu. Karena iman seseorang pun berbeda-beda. Di ayat itu menjelaskan ”Maukah kamu bersabar?” ya itulah, ujian apakah kita bisa bersabar menghadapin apa-apa yang ada di hadapan kita.

Aqidah merupakan benteng diri, karena aqidah merupakan keyakinan pada diri kepada Rabb nya. Hinggal keyakinan itu akan menjadi kepercayaan bagi diri dan orang lain. Sama kalau kita berteman karena persamaan aqidah, kita memiliki keyakinan yang sama, keyakinan kepada Allah. Kepercayaan pun menjadi sebuah keyakinan, tidak ada lagi rasa curiga, karena Allah yang melihatnya, wakafabilahi syahidah. Semakin tegak aqidah kita, benteng pada diri pun akan semakin kokoh dan kuat. Semoga pertemanan kita adalah pertemanan aqidah, yang akan semakin memperkokoh dan memperkuat jalinan silahturahmi kita dalam ukhuwah. Amin...