Sabtu, Maret 29, 2008

Sangat Beruntung


Hari Jum'at sore, aku ikut bersama tema, kesana bertujuan ngajar anak jalanan. mungkin ini pertama kali aku ngajar anak jalanan. Setiap melihat anak jalanan, sejujurnya aku sangat beruntung dari mereka. Mereka berstatus dibilang anak jalanan, kalau aku, anak yatim, tapi dalam perjalanan kehidupan aku sangat beruntung karena dari sekolah SD-SMU, aku beruntung dengan biaya mendapatkan beasiswa, setidaknya bisa ikut dalam menyelami pendidikan sampai kuliah merupakan hal yang sangat disyukuri. Apalagi punya saudara yang baik dan adik yang baik pula. Ditambah dulu, pendidikan agama di usia dini aku dapatkan. saat aku dapat beasiswa sejak SD dan mulai kelas empat SD aku sudah di Pondok Pesatrenkan sampai kelsa enam SD. hem, masa-masa seumur SD pengennya bebas, sebenarnya mondok berat buat anak seusia itu, karena seusia itu, pengennya maen dan bersama mama. Alhamdulillahnya, Pondok Pesantrennya tidak jauh dari rumahku, bisa ditempuh jalan kaki, selang-selang waktu kosong aku suka pulang. Kalau dibilang usia yang mondok disitu semuanya anak SMP, jadi aku paling kecil disitu, tapi semuanya, mbak-mbaknya baik.
Bapak dan Ibu yang ngurus beasiswa aku, sangat baik orangnya, mereka, dua-duanya mengajar atau menjadi guru SD, setiap mau ngasih sesuatu, baik buku-buku baru, baju lebaran. Aku dan temanku yang sama beasiswa, disuruh datang ke tempat nya. Biasanya aku yang paling malu, kalau disuruh kesana sendirian tidak mau, pasti teman aku yang mampir ke aku dan disuruh kesana. Bapak dan Ibu memiliki pendidikan yang bagu, apalagi si Bapak Pinter bahasa arabnya, karena dia mengajar pendidikan Agama di SD. Mungkin dari segi itu aku sangat beruntung yang berarti, sangat bersyukur dan disyukuri.
Sampai saat ini, setiap lebaran, silahturahmi dengan Bapak dan Ibu tetap terus berjalan, kalau sudah berkumpul dengan Bapak dan Ibu, selalu menyediakan satu ayam potong untuk di buat Soto Ayam. Ya, kita dianggap seperti anaknya sendiri. Kalau aku sendiri membawa terasi dan gula batu, itu pun disuruh mama ku untuk ngasih ke mereka, kalau aku sebenarnya suka ngasih sesuatu yang bisa dipakai Bapak dan Ibu. Sifat pemaluku selalu tetap ada aja.
Kalau ngajar anak jalanna harus sabar, dilihat kemampuan mereka belajar, menghitung, aku rasa mereka pintar karenadalam pikiran hatiku dan keyakinanku, Allah menciptakan potensi yang sama kepada manusia. Asal digunakan dengan baik pasti bisa, mungkin karena mereka cukup lama hidup di lingkungan jalanan, hanya tingkah laku aja dan pendidikan berbeda, tapi dari hal kepintaran pasti mereka bisa seperti orang-orang pintar yang lainm tinggal dibimbing aja.
Ditulis, Jum'at, 22 Maret 2008