Sangat Beruntung


Bapak dan Ibu yang ngurus beasiswa aku, sangat baik orangnya, mereka, dua-duanya mengajar atau menjadi guru SD, setiap mau ngasih sesuatu, baik buku-buku baru, baju lebaran. Aku dan temanku yang sama beasiswa, disuruh datang ke tempat nya. Biasanya aku yang paling malu, kalau disuruh kesana sendirian tidak mau, pasti teman aku yang mampir ke aku dan disuruh kesana. Bapak dan Ibu memiliki pendidikan yang bagu, apalagi si Bapak Pinter bahasa arabnya, karena dia mengajar pendidikan Agama di SD. Mungkin dari segi itu aku sangat beruntung yang berarti, sangat bersyukur dan disyukuri.
Sampai saat ini, setiap lebaran, silahturahmi dengan Bapak dan Ibu tetap terus berjalan, kalau sudah berkumpul dengan Bapak dan Ibu, selalu menyediakan satu ayam potong untuk di buat Soto Ayam. Ya, kita dianggap seperti anaknya sendiri. Kalau aku sendiri membawa terasi dan gula batu, itu pun disuruh mama ku untuk ngasih ke mereka, kalau aku sebenarnya suka ngasih sesuatu yang bisa dipakai Bapak dan Ibu. Sifat pemaluku selalu tetap ada aja.
Kalau ngajar anak jalanna harus sabar, dilihat kemampuan mereka belajar, menghitung, aku rasa mereka pintar karenadalam pikiran hatiku dan keyakinanku, Allah menciptakan potensi yang sama kepada manusia. Asal digunakan dengan baik pasti bisa, mungkin karena mereka cukup lama hidup di lingkungan jalanan, hanya tingkah laku aja dan pendidikan berbeda, tapi dari hal kepintaran pasti mereka bisa seperti orang-orang pintar yang lainm tinggal dibimbing aja.
Ditulis, Jum'at, 22 Maret 2008
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home